Selasa, 21 Desember 2010

Bunda dan Tsunami

kepada tsunami
kuucapkan salam cinta dan terima kasih
karena telah menghantar ramai yang pulang
mereka-mereka yang telah telah
dan mereka-mereka yang menderita
bebas dari kehidupan ini

dan khabar gembira
kepada yang masih tinggal
buat mengucapkan rasa syukur
dan rasa taubat
dari hinanya
rasa dengki dan daki dunia ini

Ibunda...
di tirai pagi kubersandar pada dinding kesedihan
di senandung alam kuberbaring pada rajutan kerinduan

Ibunda...
telah jauh jarak antara kutub-kutub tubuh kita
membentang kerinduan di dalam anak-anak sungai di ujung mata kita..

Ibunda...
Coba kukumpulkan keindahan dunia untuk ganti hadirmu
Coba kupilah yang terbaik untuk isi kerinduanku

Tapi Bunda...
Dunia takkan mampu menggantikanmu
pilahan yang terbaik takkan lagi coba kuisi dalam rinduku
karena engkau selalu ada di kelopak mataku
saatku terpejam ataupun terjaga

Dunia..apalah artinya,,
ketika surgapun di telapak kakimu
menopang segala yang ada di tubuh, hati dan luangan kasih sayangmu
hingga begitu indah setiap detik dalam rahimmu
hingga begitu indah setiap detik dalam gendonganmu
hingga begitu indah setiap detik dalam pangkuanmu
hingga derita kau rasa indah demi anandamu

Bunda..
Bukan hanya rindu yang membuncah, membelah tubuhku..
Bukan hanya rindu y ku punya untukmu,,
Tidak bunda..
Rindu ini hadir dalam doa anandamu
agar surga itu selalu hadir untukmu
Bukan hanya di telapak kakimu

------------------...

Entah dimana nyawa berdiam duka
entah dimana aura ringkih meraja
entah dimana belahan jiwa menutup mata

ku rindu...kasih bunda di tiap Angka-angkaNya

sejak bumi guncang kelopak mata
Hingga simbah airpun meronta
pergi...pergilah jiwa dengan ikhlas dalam dada
di pelukan bunda
di gendongan tikar berbalut kafan bersama
belahan bumi dan semerbak jeumpa mewangi..

Aku sangat rindu padamu, Bunda
Allahumma firlaha, Warhamha...