Rabu, 09 November 2011

Azwir: Rakyat Aceh Masih Sayang PA

Zal I The Globe Journal | Rabu, 19 Oktober 2011
Jakarta - Meski separuh lebih rakyat Aceh menerima pilkada dilaksanakan tepat waktu, mayoritas responden (61,9 %) justru menyampaikan dukungannya atas sikap Partai Aceh (PA) yang memilih boikot pilkada 2011. PA dianggap konsisten dengan amanah Nota Kesepahaman Bersama di Helsinki dengan mengawal Undang-Undang Pemerintahan Aceh.”Ini membuktikan masyarakat Aceh masih sayang dan menaruh perhatian dengan PA. Ini menarik sekali di tengah kecaman sebagian besar elemen atas sikap PA dan DPRA supaya Pilkada ditunda,” tegas Azwir Nazar Mahasiswa Pascasarjana Komunikasi Politik Universitas Indonesia kepada The Globe Journal, Rabu (19/10).

Azwir mengutip pemberitaan di The Globe Journal menjelaskan responden di Kabupaten Aceh Utara, Aceh Timur, dan Pidie menunjukkan masih kuatnya dominasi PA yang mayoritas menolak pilkada, masing-masing 67,8 persen, 66,1 persen, dan 73,9 persen. Sementara 5 wilayah lagi (dari 8 daerah yang disurvei), yaitu Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Selatan, dan Aceh Barat mendukung pelaksanaan pilkada tepat waktu yaitu seperti jadwal KIP. Masing-masing dengan angka 90,7 persen. 85,2 persen, 82,6 persen, dan 75 persen. “Dari berbagai literature metodelogi riset, banyak cara untuk pengambilan sample, selain random sampling. Seperti, systematic sampling, stratified sampling, cluster sampling dan non random sampling. Kalau, random sampling itu kan penarikan sample dari populasi dengan cara memberi kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk jadi sample,” jelasnya yang bekerja di salah satu Lembaga Konsultan Politik Jakarta.

Intelektual muda Aceh ini menyatakan patut memberi apresiasi pada hasil survei ini. Dan yang berbeda pendapat tentang survei ini, bisa membuat survei tandingan. Begitu prosedur ilmiah. Dan harapan kita Survey ORI ini benar murni bertujuan mengetahui pendapat publik, dan bukan dilakukan by order. Apalagi, kalau kita bicara survey politik itu lebih complicated dibanding survey semacam company competition, survey untuk suatu produk misalnya. Bicara survey politik itu lebih complicated dibanding survey semacam company competition, survey untuk suatu produk misalnya,,“Melalui metode random sampling yang dipakai dengan menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif, saya pikir suryey ORI ini bisa dijadikan pijakan. Apalagi penelusuran data dilakukan dengan wawancara responden.,” ucapnya bersemangat.

Sebagaimana dipaparkan Maimun bin Lukman, Direktur Occidental Research Institute (ORI), dari 1.442 responden itu, sebanyak 861 orang atau 59,8 persen masyarakat mendukung Pilkada tepat waktu. Sebanyak 477 orang atau 33,1 persen menolak. Sebanyak 104 orang atau 7,1 ptersen responden tidak menjawab. Dan meskipun, metodelogi yang digunakan sama, bisa saja hasilnya berbeda dengan survey yang dilakukan oleh lembaga yang lain, meski, waktu, tempat, dan sample yang diambil dari populasi sama. Itu sangat tergantung pada persentase sampling errornya. “Nah, tidak perlu heran ada survey yang terus hasilnya berbeda, padahal metodeloginya sama. Itu bukan salah disurvey, tapi pada penentuan persen sampling errornya,” pungkas peneliti Demos 2006, tentang Masalah-masalah dan Pilihan Demokrasi di Aceh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar