Rabu, 09 November 2011

PA Kalah Sebelum Bertanding

Zal I The Globe Journal | Sabtu, 08 Oktober 2011
Jakarta - Keputusan Partai Aceh memboikot dan tidak mendaftar pilkada Aceh adalah sebuah kekalahan. Hegemoni PA dalam masyarakat bisa berkurang, apalagi bila ada oknum yang nantinya melakukan tindakan kontraproduktif dengan semangat perdamaian dan masa depan demokrasi di Aceh. “Padahal kandidat PA belum tentu kalah berkompetisi dengan calon incumbent yang mencalonkan diri,” sebut Azwir Nazar mahasiswa Komunikasi Politik Program Sarjana Universitas Indonesia di Jakarta, Sabtu (8/10) malam.

Azwir menjelaskan hal ini terjadi karena kegagalan PA membangun komunikasi politik. PA tidak mampu membangun kesepahaman untuk memiliki persepsi bersama. Komunikasi politik dalam arti mentransfer sekaligus menerima umpan balik isu-isu politik di masyarakat. “PA lupa memposisikan diri sebagai partai dominan dan membangun identitas politik,” tegas aktivis Aceh ini.

Sebagai solusinya, seharusnya mereka melakukan rekonsiliasi dan konsolidasi internal dengan kerja-kerja politik riil di lapangan. Termasuk menerima masukan dari berbagai komponen masyarakat. Bukan saja ‘rajin” bicara di media. Tapi asbun. Tanpa proses kajian mendalam. Lalu, apa yang disampaikan ke publik sesuatu yang sudah tidak populis. Padahal sebagai partai besar dan pemenang pemilu legislatif 2009, rugi sekali mereka tidak mendaftar. Ini seperti jalan buntu saja. “Mereka seperti kalah sebelum bertanding. Sebagai kekuatan politik resmi dan mendominasi parlemen Aceh, PA tidak fokus. Image politiknya terlanjur rusak, baik oleh aktivitas dan tindakan mereka sendiri maupun karena gencarnya lawan politik dalam mendiskreditkan image negatif partai yang bersangkutan,” ucap tokoh muda Aceh di Jakarta.

Azwir menyatakan manuver yang dilakukan PA memberi kesan mau menang sendiri dan mengabaikan kepentingan masyarakat. Bia Kalau perkaranya adalah calon independen, mengapa PA tidak mengajukan diri sebagai pihak terkait pada saat judicial review di MK lalu. “Ini buktinya mereka tidak fokus, lengah dan lalai dalam berpolitik,” ingat pengurus Ikatan Mahasiswa Program Sarjana (IMPAS) Aceh-Jakarta. [003]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar